Hari ini jika engkau kelak mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu !
Oleh : Victor T. Houteff
“Memang benar kami sedang mendirikan markas besar kami pada gunung ini yang terdapat di dalam nubuatan, namun keberadaan kami di sini akan sangat, sangat singkat, karena ‘Ia akan menyelesaikan pekerjaan itu, dan mempersingkatkannya dalam kebenaran : sebab suatu pekerjaan yang singkat akan Tuhan lakukan di bumi.’ (Rum 9 : 28).
‘Hal itu mungkin menarik bagi Pendeta G. untuk mengetahui bahwa pemberian nama bagi ‘perkemahan’ kami, Pusat Gunung Karmel’, terjadi dalam cara yang sama dengan pemberian nama bagi penerbitan buku-buku kami ‘Tongkat Gembala,’ karena kami sebelumnya tidak tahu bahwa iaitu ada di dalam nubuatan sampai kemudian perhatian kami terarahkan ke Mikha 7 : 14 dan Amos 1 : 2. Di dalam nubuatan Amos kita baca sebagai berikut :
“Tuhan akan bergemuruh suara-Nya dari Zion, dan mengeluarkan suara-Nya dari Jerusalem; maka tempat-tempat tinggal para gembala akan meratap, dan p u n c a k K a r m e l akan layu.”
“Dengan sedikit komentar terhadap tulisan di atas, maka setiap siswa Alkitab akan mengenalnya sepintas lalu, bahwa iaitu berlaku di akhir zaman, sebagaimana yang dijelaskan oleh nabi Injil berikut : ‘Maka akan jadi kelak di akhir zaman, bahwa gunung dari rumah Tuhan akan didirikan pada puncak dari gunung-gunung, dan iaitu akan ditinggikan di atas bukit-bukit ………. karena dari Zion akan terbit hukum, dan firman Tuhan dari Jerusalem.’ (Jesaya 2 : 2, 3), yang dalam bahasa dari Amos berbunyi : ‘Mengucapkan suara-Nya dari Jerusalem.’ Sambil memandang kepada masa yang sama ini Joel mengemukakannya sebagai berikut : ‘Maka Tuhan akan mengucapkan suaranya ke hadapan bala tentaranya : karena kemah-Nya : besar sekali : karena Ia adalah kuat yang melaksanakan firman-Nya; karena hari Tuhan itu besar adanya dan sangat mengerikan, maka siapakah yang dapat tahan berdiri ?’ (Joel 2 : 11).
“Sebagaimana Amos mengatakan : ‘Tempat-tempat tinggal dari para gembala akan meratap,’ adalah jelas bahwa nubuatan Amos itu masih akan jadi di depan, karena kata-kata ‘tempat-tempat tinggal‘ (tempat-tempat) itu terdapat dalam bentuk jamak yang tidak mungkin dapat diaplikasikan kepada satu tempat tinggal gembala (gereja) saja, melainkan kepada semua gereja yang berada pada waktu itu. Sebutan ‘gembala-gembala’ berarti, sebagaimana difahami, sama dengan ‘para tua-tua yang berada di depan rumah itu’ --- yaitu para pendeta. ‘Testimonies for the Church, vol. 5, p. 211. Perhatikanlah bahwa para gembala itu sendiri tidak meratap, melainkan hanya ‘tempat-tempat tinggal mereka’ (rumah-rumah mereka); artinya, para anggota dari gereja-gereja, kenyataan mana mengungkapkan bahwa yang sedemikian itu akan jadi apabila rombongan orang banyak yang tertidur dalam gereja-gereja bangkit dari lumpuh (knocked-out blows) kerohanian mereka itu lalu menemukan bahwa para gembala (Karmel) mereka itu yang sudah mereka sepenuhnya percaya bagi penyelamatannya justru telah menyesatkan mereka semua.
Nabi Jeremiah dalam kata-kata berikut ini menjelaskan bahwa ratap tangis ini dari mereka yang sedemikian itu telah disesatkan akan jadi pada akhir masa kasihan. Karena mereka akan mengatakan ‘penuaian sudah berlalu, musim panas sudah berakhir, dan kami belum juga selamat’ (Jeremiah 8 : 20). Artinya, sesudah penuaian, masa dimana mereka sudah harus dapat diselamatkan, akan mereka sadari bahwa masa kasihan sudah berakhir. Pada waktu itulah ‘tempat-tempat tinggal dari para gembala itu akan meratap, dan puncak Karmel akan layu.’ Sebab itu, sebelum masa itu puncak Karmel tak dapat tiada harus hijau keadaannya dengan padang rumput yang luas, sebab jika tidak, maka tidak akan ada yang layu; artinya, sekalipun Karmel pada waktu ini melimpah rerumputan hijaunya (Kebenaran sekarang), apabila masa kasihan berakhir iaitu harus ditinggalkan (‘layu’), karena Roh Nubuatan mengatakan : ‘Dalam masa kesusahan itu kita semua melarikan diri dari kota-kota dan kampung-kampung.’ Early Writings, p. 34.
“Demikianlah kelak puncak Karmel itu akan layu, maka mereka yang tidak mau mematuhi himbauan, ‘Hari ini jika engkau kelak mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu, pada akhirnya akan gempar karena kesempatan mereka untuk menyambut kebenaran itu sudah lenyap. Kemudian dalam keadaan yang tergesa-gesa, dalam usahanya yang bagaikan orang gila, untuk memperkenalkan dirinya kepada kebenaran sekarang yang keluar dari puncak Karmel, secara tak terduga mereka akan menemukan bahwa Karmel telah mengakhiri tugasnya, semua penghuninya sudah pindah, dan masa kasihan sudah berakhir, pada saat mana para penghuni Karmel hanya dapat mengulangi ucapan, ‘penuaian sudah berlalu, musim panas sudah berakhir, maka kami tidak lagi memiliki apa-apa bagimu.’
“Kemudian akan jadi kelak bahwa ‘Mereka akan mengembara dari laut yang satu ke laut yang lainnya, dan dari utara sampai ke timur, mereka akan pergi kesana kemari mencari firman Tuhan, tetapi tidak akan dapat menemukannya. Pada hari itu anak-anak dara yag cantik dan orang-orang muda akan lemah lunglai karena kehausan. Tengoklah, hari-hari itu datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan mengirim suatu kelaparan di dalam negeri itu, bukan kelaparan terhadap roti, juga bukan kehausan terhadap air, melainkan kerinduan untuk mendengarkan firman Tuhan.’ (Amos 8 : 12, 13, 11). Oh, betapa kecewanya kelak nanti !
“Dan kini mataku bersama mata dari nabi yang meratap itu ‘gagal penuh air mata, ……… karena binasa puteri bangsaku; karena anak-anak dan budak-budak penyusu lemah lunglai di jalan-jalan negeri itu. Nabi-nabimu (guru-guru) telah bernubuat dusta dan perkara-perkara yang bodoh bagimu : dan mereka tidak menemukan kesalahanmu untuk mengalihkan perhambaanmu ; melainkan telah menyaksikan bagimu beban-beban dan sebab-sebab pembuangan yang palsu.’ (Nudup Jeremiah 2 : 11, 14).
“Karena Tuhan tidak pernah membiarkan umat-Nya dalam kegelapan, kita menemukan pekerjaan dari Tongkat Gembala itu secara jelas digariskan di dalam nubuatan di seluruh Alkitab, maka satu-satunya alasan mengapa saudara-saudara pemimpin kita tidak dapat melihat kebenaran di dalamnya dan tidak mengenal ‘dia yang telah menetapkannya’ ialah karena mereka mencoba melihatnya melalui uang dollar dan sen gantinya melalui Roh Nubuatan, yaitu mata bagi sidang, yang hanya melaluinya dapat mereka melihat kebenaran itu dan menyaksikan kondisi keadaan mereka yang sebenarnya yaitu buta rohani, melarat dan sengsara rohani, serta kebutuhan terhadap salp mata, karena apakah yang diketahui orang akan perkara-perkara dari seseorang, kalau bukan roh orang itu yang terdapat di dalam dirinya ? Demikian itu pula dengan perkara-perkara Allah tidak seorangpun mengetahui terkecuali Roh Allah saja.’ (1 Korinthi 2 : 11).
“Tetapi kini sementara Roh Kebenaran itu ada datang, Ia akan memimpin ke dalam semua kebenaran : karena Ia tidak akan berbicara dari diri-Nya sendiri ; melainkan apapun saja yang kelak didengarNya, itulah yang akan dibicarakannya ; maka Ia akan menunjukkan kepadamu perkara-perkara yang akan datang’(Yahya 16 : 13). Karena tanpa Roh Allah tidak seorangpun dapat mengetahui perkara-perkara Allah.” -- THE SYMBOLIC CODE, Vol. 1, No. 14. (August, 1935), pp. 5 – 7.
* * *
|